Kamis, 27 Desember 2012

Jenis - Jenis Wayang

Wayang menurut pendapat Hazeu merupakan hasil budaya asli masyarakat Jawa zaman dahulu. (Hazeu 1987 : 45). Kata wayang berarti bayangan atau ayang-ayang. Kata bayangan diartikan sebagai bayangan roh-roh nenek moyang yang sudah meninggal. Maka pertunjukkan wayang pada awal mula selalu dikaitkan dengan upacara untuk menghormati roh-roh nenek moyang pada waktu itu. Sehingga pertunjukkan wayang mengandung unsur magis, religius, sakral. Hal semacam ini bisa dilihat pada pementasan wayang selalu disertai dengan berbagai sesaji.
Upacara tradisi mayarakat Jawa dengan pertunjukkan wayang antara lain:
1.     Ruwatan (bocah sukerta)
2.    Memetri desa / bersih desa
3.    Ujar nadar
4.    Rasulan
Bentuk upacara tradisi semacam ini masih bisa dijumpai di berbagai daerah pinggiran terutama daerah pedesaan Eks. Karisidenan Surakarta. Namun seiring perkembangan jaman, selain pertunjukkan wayang difungsikan sebagai sarana upacara tradisi, juga dikemas sebagai seni pertunjukan yang mengutamakan pesan moral dan nilai estetis.
Pementasan wayang tidak bisa lepas dengan unsur-unsur seni yang lain, antara lain : seni karawitan, seni drama, seni vokal, seni sastra, seni tari, dll.
Jenis – jenis wayang pada dasarnya dibedakan menurut :
1.     Bahan Baku Wayang
2.    Bentuk Wayang (boneka)
3.    Sumber Cerita Wayang
4.    Tokoh-tokoh Wayang
5.    Iringan dan model penyajian

Sumber : Buku Kesenian Daerah Kelas VII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar