Jumat, 23 November 2012

Perundingan RI-Belanda, Perundingan Hooge Veluwe & Perundingan Linggarjati

1. Perundingan RI - Belanda di Jakarta
    Waktu : 10 Februari - 12 Maret 1946
    Wakil : RI = Sutan Syahrir
                 Belanda = Clark Kerr dan Lord Killearn
    Hasil : Belanda mngakui kedaulatan RI secara de facto, terdiri dari Jawa dan Sumatra

2. Perundingan Hooge Veluwe di Belanda
    Waktu : 14 - 25 April 1946
    Wakil : RI = Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, Mr. A.K Pringgodigdo
                 Belanda = Dr. Van Mook, Van Aasbek, Van Royen Logemann, Sultan Hamid II.
    Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri atas Jawa dan Sumatra

3. Perjanjian Linggarjati
    Waktu : 10 - 15 November 1946 (ditanda tangani 25 Maret 1947)
    Wakil : RI = Sutan Syahrir
                 Belanda = Van Mook
    Hasil : 
    a. Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri dari Madura, Jawa, Sumatra
    b. Terbentuknya RIS
    c. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia - Belanda
   
Perjanjian Linggarjati diingkari oleh Belanda dengan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947. Agresi Militer Belanda I diprotes oleh Dunia Internasional khususnya Australia dan India. PBB turun tangn dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN).
Anggota = 1. Australia (Richard C. Kirby)
                       > pilihan Indonesia
                   2. Belgia (Paul van Zeeland)
                       > pilihan Belanda
                   3. AS (Dr. Frank Porter)
                       > pilihan Australia dan Belgia
Atas prakarsa KTN, RI-Belanda dibawa ke perundingan selanjutnya yaitu Perundingan Renville.

1 komentar: